Jumat, 18 November 2011

Daun Pintu Berjalan

Panas dan hujan menjadi sahabat setianya, kemanapun dia berjalan selalu menghampirinya, penjaja pintu ini berkeliling untuk sekedar menawarkan karyanya, yaitu sebuan pintu, entah terbuat dari kayu jenis apa, yang jelas daun pintu itu adalah harapannya untuk dapat menafkahi keluarganya dan dirinya. Mencari sesuap nasi dari menjual daun pintu yang dibawanya dengan sepeda. Terbayang berat dan ketika ada terpaan angin membutuhkan skill tersendiri untuk membawa daun pintu di sepeda itu dengan menyusuri jalan-jalan raya dan gang-gang kecil.

Sedikit sekali orang-orang menghiraukannya, terlebih mereka yang berada di balik kaca mobil-mobil nan mewah, kadang tak luput para berduit memarahinya karena menghalangi jalannya. Mereka yang berduit itu miskin nalurinya dan hampa rasanya untuk sekedar merasakan kepedihan si penjual daun pintu dalam mencari nafkah.

Renungan bagi kita semuanya, adakah tatap mata dan rasa jiwa yang menjadikan kita menjadi pribadi yang peduli? menjadi pribadi yang tak menyombongkan diri, pribadi tawadu pada orang, karena ternyata masih banyak derita, di tengah kita nyaman berkendaraan motor ataupun mobil, terlebih mereka yang berkendaraan mewah.

Sejenak luangkan saat dimana akal kita rehat tuk menyambungkan rasa pada jiwa bahwa "masih sangat banyak yang menderita di sekitar kita"

Salam
DAF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar